Keanekaragaman
Bentuk Mahluk Hidup
Keaneka ragaman
makhluk hidup tumbuh dan berkembang dari keaneka ragaman jenis, keaneka ragaman
genetis dan keaneka ragaman ekosistem. Karena ketiga keanekaragaman ini
saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu
keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman makhluk hidup. Keaneka
ragaman makhluk hidup menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk,
penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat
jenis dan tingkat ekosistem. Adanya perbedaan pada setiap warna kulit, bentuk
tubuh, makanan, cara beradaptasi, dan berkembang biak dapat membentuk suatu
keaneka ragaman pada setiap makhluk hidup. Makhluk hidup yang sesuai dengan lingkungannya
akan memiliki kesempatan untuk hidup dan berkembang biak. Banyak makhluk hidup yang
dulu berbeda dengan yang sekarang . Pergantian makhluk hidup ini sebagai
proses perubahan dalam waktu yang lama (evolusi) dan itu salah satu
faktor yang mendominasi keanekaragaman makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri
dan tempat hidup yang berbeda. Melalui pengamatan, kita dapat membedakan
jenis-jenis makhluk hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan
bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang biak, dan
jenis makanan.
1.
Ciri – ciri dan Klasifikasi
1.1
Ciri – Ciri Mahluk Hidup
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dapat ditentukan
dengan cepat bahwa manusia, kucing, nyamuk, pohon mangga, dan tanaman padi
merupakan makhluk hidup, Setiap makhluk hidup mempunyai ciri-ciri tersendiri yang
membedakannya dengan benda tak hidup yaitu :
1. Bergerak,
Semua makhluk hidup dapat bergerak. Manusia dan hewan dapat bergerak bebas atau
pindah tempat. Untuk bergerak, manusia dan hewan memerlukan sarana bantu untuk
bergerak yang disebut alat gerak. Alat gerak dapat berupa kaki untuk berlari,
sirip untuk berenang, dan sayap untuk terbang
2. Makan, Makanan dan air merupakan
kebutuhan bagi semua makhluk hidup. Makanan berfungsi untuk menghasilkan
energi, pertumbuhan, dan mengganti sel tubuh yang rusak. Sedangkan, air
berfungsi sebagai zat pelarut di dalam tubuh
3. Peka
terhadap Rangsangan,
Semua makhluk hidup dapat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi di
sekitarnya. Reaksi ini timbul jika ada rangsangan dari lingkungan. Rangsangan
dapat berupa cahaya, panas, dingin, bau dari gas, sentuhan, gravitasi, rasa,
dan lain-lain. Manusia dan hewan menggunakan indra untuk mengenali adanya
rangsangan. Misalnya, mata peka terhadap rangsangan cahaya, telinga peka
terhadap getaran suara, hidung peka terhadap bau, kulit peka terhadap sentuhan
atau tekanan, dan lidah peka terhadap rasa zat.
4. Bernapas, Bernapas (respirasi) merupakan
proses mengambil oksigen dari lingkungan dan mengeluarkan gas karbon dioksida
dari tubuh. Oksigen digunakan untuk mengubah zat makanan menjadi energi secara
kimiawi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk berbagai aktivitas tubuh.
5. Tumbuh, Semua makhluk hidup mengalami
pertumbuhan, mulai dari kecil hingga menjadi besar. Bayi yang kecil waktu baru
lahir, akan tumbuh menjadi remaja, dan kemudian dewasa. Anak hewan yang semula
kecil lambat laun tumbuh menjadi besar seperti induknya. Biji yang ditanam akan
tumbuh menjadi kecambah dan kemudian menjadi tanaman yang lebih besar
6. Mengeluarkan
Zat Sisa (Ekskresi),
Pengeluaran zat sisa oleh makhluk hidup disebut ekskresi. Ekskresi
sangat diperlukan karena zat sisa bersifat racun sehingga jika tidak
dikeluarkan akan mengganggu kinerja tubuh.
7. Berkembang
Biak, Induk kucing melahirkan anak
kucing. Induk kuda melahirkan anak kuda dan induk sapi melahirkan anak sapi.
Dari individu berkembang menjadi banyak individu. Itulah yang disebut
berkembang biak (reproduksi). Semua makhluk hidup dapat berkembang biak. Tujuan
makhluk hidup berkembang biak adalah melestarikan jenisnya.
8. Beradaptasi, beradaptasi merupakan cara mahluk
hidup bertahan untuk terus hidup sesuai dengan keadaan lingkungan sekitarnya.
Semua makhluk hidup dapat menyesuaikan diri atau dapat beradaptasi dengan
lingkungannya.
2.Klasifikasi Mahluk Hidup
Untuk
memudahkan kita mempelajari atau membedakan antara semua makhluk hidup itu maka
dibutuhkan suatu klasifikasi makhluk hidup.
a. Pengertian Klasifikasi Mahluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup adalah mengelompokkan makhluk
hidup menjadi golongan-golongan atau unit-unit tertentu berdasarkan persamaan
dan perbedaan cirinya. Tujuan klasifikasi makhluk hidup ialah untuk mempermudah
dalam mengenal, mempelajari, dan mengetahui hubungan antar makhluk hidup. Proses
klasifikasi makhluk hidup dimulai dengan mengelompokkan beberapa individu yang
memiliki persamaan ciri ke dalam satu kelompok. Kelompok-kelompok yang
terbentuk dari hasil pengklasifikasian makhluk hidup tersebut disebut takson. Takson pada tingkat yang lebih rendah memiliki persamaan sifat
dan ciri yang lebih banyak, sedangkan takson pada tingkat yang lebih
tinggi memiliki persamaan sifat dan ciri yang lebih sedikit. Ilmu yang
mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup ialah taksonomi.
b. Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi yang kita kenal
sekarang merupakan perkembangan klasifikasi makhluk hidup yang berkelanjutan.
Perkembangan tersebut diantaranya.
1. Sistem
Klasifikasi Dua Kingdom
Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, organisme
dikelompokkan menjadi dua dunia besar, yaitu dunia tumbuhan (Kingdom Plantae)
dan dunia hewan (Kingdom Animalia).
a. Dunia
Tumbuhan (Kingdom Plantae) Dunia tumbuhan mencakup makhluk hidup yang
memiliki dinding sel dari bahan selulosa dan berklorofil sehingga mampu
berfotosintesis. Ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji
termasuk kerajaan tumbuhan. Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, bakteri dan
jamur dimasukkan ke dalam kelompok ini meskipun tidak memiliki klorofil.
b. Dunia
Hewan (Kingdom Animalia)
Dunia hewan tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan dapat bergerak bebas.
Contohnya adalah hewan bersel satu (Protozoa), hewan berpori (Porifera),
cacing (Vermes), hewan berongga (Coelenterata), hewan
berbuku-buku (Arthropoda), hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit
duri (Echinodermata), dan hewan bertulang belakang (Chordata).
2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom
Klasifikasi tiga kingdom memisahkan jamur yang pada
klasifikasi dua kingdom termasuk dunia tumbuhan. Jamur dibedakan karena dinding
sel jamur bukan terdiri dari bahan selulosa seperti dinding sel tumbuhan
melainkan dari bahan kitin. Perbedaan lainnya juga jamur tidak dapat
membuat makanan sendiri (Hererotrof) seperti tumbuhan.
a. Dunia
Jamur (Kingdom Fungi) Dunia jamur meliputi semua organisme yang memperoleh
makanan secara heterotrof dengan cara menyerap makanan (Absorpsi).
Jamur mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain (Parasit) maupun
dengan cara menyerap dari makhluk hidup yang telah mati (Saprofit).
b. Dunia
Tumbuhan (Kingdom Plantae)
Dunia tumbuhan meliputi semua organisme yang mampu membuat makanannya sendiri
(Autotrof) dengan melalui fotosintesis.
c. Dunia
Hewan (Kingdom Animalia)
Dunia hewan mencakup semua organisme yang mendapatkan makanannya secara
heterotrof dengan cara memakan organisme lain.
3. Sistem Klasifikasi Empat Kingdom
Sistem klasifikasi empat kingdom berkembang setelah
ditemukannya inti sel (Nurkleus). Ada organisme yang inti selnya tidak
memiliki selaput, ada juga organisme yang inti selnya diselubungi selaput.
a. Kingdom
Monera yaitu semua anggota kingdom Monera tidak mempunyai selaput inti,
sehingga disebut organisme prokariotik. Contoh dari kingdom
Monera adalah bakteri dan ganggang biru-hijau.
b. Kingdom
Fungi adalah
semua jenis jamur dimasukkan pada kingdom fungi
c. Kingdom
Plantae Semua
ganggang (Kecuali ganggang biru-hijau), tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan
tumbuhan biji dimasukkan kedalam kingdom ini.
d. Kingdom
Animalia kelompok hewan
mulai dari Protozoa hingga Chordata termasuk ke dalam kingdom animalia.
4. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat Whittaker
(1969) mengusulkan klasifikasi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera,
Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pada sistem klasifikasi lima
kingdom, ganggang yang sebelumnya dimasukkan pada kingdom Plantae, dan Protozoa
yang semula dimasukkan di dalam kingdom Animalia selanjutnya dikelompokkan
menjadi satu kingdom, yaitu Kingdom
Protista.
a.
Kingdom Monera dimana kingdom
ini terdiri dari bakteri dan ganggang biru-hijau. Dilihat dari mikroskop
kebanyakan bakteri tampak memiliki ukuran dan bentuk yang sama.
b. Kingdom Protista dalam hal ini kingdom ini terdiri
dari organisme yang memiliki selaput inti dan bersel tunggal. Protista dapat
ditemui di mana saja, baik di air tawar, air laut, daerah lembab, atau pun
hidup bersimbiosis dengan organisme lain. Protista dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu protista menyerupai hewan (Protozoa), protista menyerupai tumbuhan
(Ganggang), dan protista menyerupai jamur. Hampir semua protista hidup di air
karena mereka tidak memiliki pelindung yang dapat menjaga tubuhnya dari
kekeringan.
c. Kingdom
Fungi. Kingdom ini umumnya bersel banyak, punya membran inti, dan memiliki
peran sebagai dekomposer pada lingkungan. Jamur mendapatkan makanan dengan cara
saprofit atau parasit.
d. Kingdom
Plantae. Plantae atau tumbuhan ialah organisme yang mempunyai membran inti
(Eukariotik) yang dapat membuat makanannya sendiri dan bersel banyak.
Pada umumnya plantae hidup di darat. Perkembangbiakannya bisa secara kawin dan
tidak kawin.
e. Kingdom
Animalia. Animalia atau hewan adalah organisme yang memakan makhluk hidup
lain untuk kebutuhan makanannya. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Hewan ini ada yang tinggal di laut, di air tawar, dan juga di darat.
5. Sistem Klasifikasi Enam Kingdom
Keempat sistem klasifikasi yang sudah disebutkan sebelumnya
tadi belum memsukkan virus dalam klasifikasinya. Virus memang berbeda
dengan organisme lain. Tubuh virus tersusun atas asam nuklea yang diselubungi
oleh protein. Di luar sel hidup, virus merupakan benda mati. Virus hanya dapat
hidup dan memperbanyak diri dalam sel hidup inangnya. Jadi sistem klasifikasi
enam kingdom merupakan sistem klasifikasi lima kingdom dengan penambahan
kingdom Virus.
c. Tingkatan
Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi
dilakukan untuk mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup. Klasifikasi
disusun dalam bentuk bertingkat berdasarkan banyak sedikitnya persamaan dan
perbedaan yang ada pada makhluk hidup. Tingkatan tersebut disebut adalah :
1.
Kingdom. Kingdom merupakan tingkatan
takson tertinggi. Semula makhluk hidup di dunia ini hanya dikelompokkan menjadi
dua kingdom, yaitu plantae dan animalia. Seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan saat ini makhluk hidup dikelompokkan menjadi enam kingdom, yaitu
Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animalia, dan Virus.
2.
Divisi atau Filum. Setiap kingdom dapat dibagi lagi
menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Kelompok ini pada tumbuhan disebut
dengan Divisi, sedangkan pada hewan disebut Filum.
3.
Kelas Setiap
divisi atau filum dapat dipecah lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yang
dikenal kelas. Dasar pengelompokannya menggunakan sifat atau ciri yang masih
umum. Misalnya, divisi spermatophyta dibedakan lagi menjadi beberapa kelas
berdasarkan keping bijinya, menjadi kelas monokotil dan kelas dikotil.
4.
Ordo Setiap
kelas dapat dipecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil yang disebut
ordo. Dasar pengelompokannya adalah sifat atau ciri khusus dari ciri yang
digunakan sebagai dasar pengelompokan tingkat kelas.
5.
Famili. Berdasarkan sifat dan ciri yang
lebih khusus, setiap ordo dapat dibedakan lagi menjadi beberapa famili.
6.
Genus. Setiap famili dapat dibedakan lagi menjadi kelompok yang
lebih kecil yaitu dikenal dengan Genus. Anggota-anggota genus mempunyai
persamaan ciri yang lebih banyak bila dibandingkan tingkatan takson di atasnya.
7.
Species. Spesies merupakan tingkatan takson
terendah dalam klasifikasi. Setiap genus dapat memiliki beberapa species.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar