Minggu, 23 April 2017

Keaneka Ragaman Mahluk Hidup



Keanekaragaman Bentuk Mahluk Hidup

         Keaneka ragaman makhluk hidup tumbuh dan berkembang dari keaneka ragaman jenis, keaneka ragaman genetis dan keaneka ragaman ekosistem. Karena ketiga  keanekaragaman ini saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman makhluk hidup. Keaneka ragaman makhluk hidup menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis dan tingkat ekosistem. Adanya perbedaan pada setiap warna kulit, bentuk tubuh, makanan, cara beradaptasi, dan berkembang biak dapat membentuk suatu keaneka ragaman pada setiap makhluk hidup. Makhluk hidup yang sesuai dengan lingkungannya akan memiliki kesempatan untuk hidup dan berkembang biak. Banyak makhluk hidup yang dulu berbeda dengan yang sekarang . Pergantian makhluk hidup ini sebagai proses  perubahan dalam waktu yang lama (evolusi) dan itu salah satu faktor yang mendominasi keanekaragaman makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Melalui pengamatan, kita dapat membedakan jenis-jenis makhluk hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang biak, dan jenis makanan.

1. Ciri – ciri dan Klasifikasi 
1.1 Ciri – Ciri Mahluk Hidup
          Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dapat ditentukan dengan cepat bahwa manusia, kucing, nyamuk, pohon mangga, dan tanaman padi merupakan makhluk hidup, Setiap makhluk hidup mempunyai ciri-ciri tersendiri yang membedakannya dengan benda tak hidup yaitu :
1.  Bergerak, Semua makhluk hidup dapat bergerak. Manusia dan hewan dapat bergerak bebas atau pindah tempat. Untuk bergerak, manusia dan hewan memerlukan sarana bantu untuk bergerak yang disebut alat gerak. Alat gerak dapat berupa kaki untuk berlari, sirip untuk berenang, dan sayap untuk terbang
2.  Makan, Makanan dan air merupakan kebutuhan bagi semua makhluk hidup. Makanan berfungsi untuk menghasilkan energi, pertumbuhan, dan mengganti sel tubuh yang rusak. Sedangkan, air berfungsi sebagai zat pelarut di dalam tubuh
3.  Peka terhadap Rangsangan, Semua makhluk hidup dapat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya. Reaksi ini timbul jika ada rangsangan dari lingkungan. Rangsangan dapat berupa cahaya, panas, dingin, bau dari gas, sentuhan, gravitasi, rasa, dan lain-lain. Manusia dan hewan menggunakan indra untuk mengenali adanya rangsangan. Misalnya, mata peka terhadap rangsangan cahaya, telinga peka terhadap getaran suara, hidung peka terhadap bau, kulit peka terhadap sentuhan atau tekanan, dan lidah peka terhadap rasa zat.
4.  Bernapas, Bernapas (respirasi) merupakan proses mengambil oksigen dari lingkungan dan mengeluarkan gas karbon dioksida dari tubuh. Oksigen digunakan untuk mengubah zat makanan menjadi energi secara kimiawi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk berbagai aktivitas tubuh.
5.  Tumbuh, Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan, mulai dari kecil hingga menjadi besar. Bayi yang kecil waktu baru lahir, akan tumbuh menjadi remaja, dan kemudian dewasa. Anak hewan yang semula kecil lambat laun tumbuh menjadi besar seperti induknya. Biji yang ditanam akan tumbuh menjadi kecambah dan kemudian menjadi tanaman yang lebih besar
6.  Mengeluarkan Zat Sisa (Ekskresi), Pengeluaran zat sisa oleh makhluk hidup disebut ekskresi. Ekskresi sangat diperlukan karena zat sisa bersifat racun sehingga jika tidak dikeluarkan akan mengganggu kinerja tubuh.
7.  Berkembang Biak, Induk kucing melahirkan anak kucing. Induk kuda melahirkan anak kuda dan induk sapi melahirkan anak sapi. Dari individu berkembang menjadi banyak individu. Itulah yang disebut berkembang biak (reproduksi). Semua makhluk hidup dapat berkembang biak. Tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah melestarikan jenisnya.
8.  Beradaptasi, beradaptasi merupakan cara mahluk hidup bertahan untuk terus hidup sesuai dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Semua makhluk hidup dapat menyesuaikan diri atau dapat beradaptasi dengan lingkungannya.


2.Klasifikasi Mahluk Hidup
          Untuk memudahkan kita mempelajari atau membedakan antara semua makhluk hidup itu maka dibutuhkan suatu klasifikasi makhluk hidup.
a. Pengertian Klasifikasi Mahluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup adalah mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan-golongan atau unit-unit tertentu berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya. Tujuan klasifikasi makhluk hidup ialah untuk mempermudah dalam mengenal, mempelajari, dan mengetahui hubungan antar makhluk hidup. Proses klasifikasi makhluk hidup dimulai dengan mengelompokkan beberapa individu yang memiliki persamaan ciri ke dalam satu kelompok. Kelompok-kelompok yang terbentuk dari hasil pengklasifikasian makhluk hidup tersebut disebut takson. Takson pada tingkat yang lebih rendah memiliki persamaan sifat dan ciri yang lebih banyak, sedangkan takson pada tingkat yang lebih tinggi memiliki persamaan sifat dan ciri yang lebih sedikit. Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup ialah taksonomi.
         b. Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi yang kita kenal sekarang merupakan perkembangan klasifikasi makhluk hidup yang berkelanjutan. Perkembangan tersebut diantaranya.
1.  Sistem Klasifikasi Dua Kingdom
Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, organisme dikelompokkan menjadi dua dunia besar, yaitu dunia tumbuhan (Kingdom Plantae) dan dunia hewan (Kingdom Animalia).
a.  Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae) Dunia tumbuhan mencakup makhluk hidup yang memiliki dinding sel dari bahan selulosa dan berklorofil sehingga mampu berfotosintesis. Ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji termasuk kerajaan tumbuhan. Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, bakteri dan jamur dimasukkan ke dalam kelompok ini meskipun tidak memiliki klorofil.
b.  Dunia Hewan (Kingdom Animalia) Dunia hewan tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan dapat bergerak bebas. Contohnya adalah hewan bersel satu (Protozoa), hewan berpori (Porifera), cacing (Vermes), hewan berongga (Coelenterata), hewan berbuku-buku (Arthropoda), hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit duri (Echinodermata), dan hewan bertulang belakang (Chordata).
              2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom
Klasifikasi tiga kingdom memisahkan jamur yang pada klasifikasi dua kingdom termasuk dunia tumbuhan. Jamur dibedakan karena dinding sel jamur bukan terdiri dari bahan selulosa seperti dinding sel tumbuhan melainkan dari bahan kitin. Perbedaan lainnya juga jamur tidak dapat membuat makanan sendiri (Hererotrof) seperti tumbuhan.
a. Dunia Jamur (Kingdom Fungi) Dunia jamur meliputi semua organisme yang memperoleh makanan secara heterotrof dengan cara menyerap makanan (Absorpsi). Jamur mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain (Parasit) maupun dengan cara menyerap dari makhluk hidup yang telah mati (Saprofit).
b.  Dunia Tumbuhan (Kingdom Plantae) Dunia tumbuhan meliputi semua organisme yang mampu membuat makanannya sendiri (Autotrof) dengan melalui fotosintesis.
c.  Dunia Hewan (Kingdom Animalia) Dunia hewan mencakup semua organisme yang mendapatkan makanannya secara heterotrof dengan cara memakan organisme lain.

              3. Sistem Klasifikasi Empat Kingdom
Sistem klasifikasi empat kingdom berkembang setelah ditemukannya inti sel (Nurkleus). Ada organisme yang inti selnya tidak memiliki selaput, ada juga organisme yang inti selnya diselubungi selaput.
a.  Kingdom Monera yaitu semua anggota kingdom Monera tidak mempunyai selaput inti, sehingga disebut organisme prokariotik. Contoh dari kingdom Monera adalah bakteri dan ganggang biru-hijau.
b.  Kingdom Fungi adalah semua jenis jamur dimasukkan pada kingdom fungi
c.  Kingdom Plantae Semua ganggang (Kecuali ganggang biru-hijau), tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji dimasukkan kedalam kingdom ini.
d.  Kingdom Animalia kelompok hewan mulai dari Protozoa hingga Chordata termasuk ke dalam kingdom animalia.
              4. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat Whittaker (1969) mengusulkan klasifikasi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pada sistem klasifikasi lima kingdom, ganggang yang sebelumnya dimasukkan pada kingdom Plantae, dan Protozoa yang semula dimasukkan di dalam kingdom Animalia selanjutnya dikelompokkan menjadi satu kingdom, yaitu Kingdom Protista.
a. Kingdom Monera dimana kingdom ini terdiri dari bakteri dan ganggang biru-hijau. Dilihat dari mikroskop kebanyakan bakteri tampak memiliki ukuran dan bentuk yang sama.
b.  Kingdom Protista dalam hal ini kingdom ini terdiri dari organisme yang memiliki selaput inti dan bersel tunggal. Protista dapat ditemui di mana saja, baik di air tawar, air laut, daerah lembab, atau pun hidup bersimbiosis dengan organisme lain. Protista dikelompokkan menjadi tiga, yaitu protista menyerupai hewan (Protozoa), protista menyerupai tumbuhan (Ganggang), dan protista menyerupai jamur. Hampir semua protista hidup di air karena mereka tidak memiliki pelindung yang dapat menjaga tubuhnya dari kekeringan.
c.  Kingdom Fungi. Kingdom ini umumnya bersel banyak, punya membran inti, dan memiliki peran sebagai dekomposer pada lingkungan. Jamur mendapatkan makanan dengan cara saprofit atau parasit.
d.  Kingdom Plantae. Plantae atau tumbuhan ialah organisme yang mempunyai membran inti (Eukariotik) yang dapat membuat makanannya sendiri dan bersel banyak. Pada umumnya plantae hidup di darat. Perkembangbiakannya bisa secara kawin dan tidak kawin.
e.  Kingdom Animalia. Animalia atau hewan adalah organisme yang memakan makhluk hidup lain untuk kebutuhan makanannya. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel. Hewan ini ada yang tinggal di laut, di air tawar, dan juga di darat.

              5. Sistem Klasifikasi Enam Kingdom
Keempat sistem klasifikasi yang sudah disebutkan sebelumnya tadi belum memsukkan virus dalam klasifikasinya. Virus memang berbeda dengan organisme lain. Tubuh virus tersusun atas asam nuklea yang diselubungi oleh protein. Di luar sel hidup, virus merupakan benda mati. Virus hanya dapat hidup dan memperbanyak diri dalam sel hidup inangnya. Jadi sistem klasifikasi enam kingdom merupakan sistem klasifikasi lima kingdom dengan penambahan kingdom Virus.
         c. Tingkatan Klasifikasi Makhluk Hidup
         Klasifikasi dilakukan untuk mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup. Klasifikasi disusun dalam bentuk bertingkat berdasarkan banyak sedikitnya persamaan dan perbedaan yang ada pada makhluk hidup. Tingkatan tersebut disebut adalah :
              1. Kingdom. Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi. Semula makhluk hidup di dunia ini hanya dikelompokkan menjadi dua kingdom, yaitu plantae dan animalia. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini makhluk hidup dikelompokkan menjadi enam kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animalia, dan Virus.
              2. Divisi atau Filum. Setiap kingdom dapat dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Kelompok ini pada tumbuhan disebut dengan Divisi, sedangkan pada hewan disebut Filum.
              3. Kelas Setiap divisi atau filum dapat dipecah lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yang dikenal kelas. Dasar pengelompokannya menggunakan sifat atau ciri yang masih umum. Misalnya, divisi spermatophyta dibedakan lagi menjadi beberapa kelas berdasarkan keping bijinya, menjadi kelas monokotil dan kelas dikotil.
              4. Ordo Setiap kelas dapat dipecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil yang disebut ordo. Dasar pengelompokannya adalah sifat atau ciri khusus dari ciri yang digunakan sebagai dasar pengelompokan tingkat kelas.
              5. Famili. Berdasarkan sifat dan ciri yang lebih khusus, setiap ordo dapat dibedakan lagi menjadi beberapa famili.
              6. Genus. Setiap famili dapat dibedakan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yaitu dikenal dengan Genus. Anggota-anggota genus mempunyai persamaan ciri yang lebih banyak bila dibandingkan tingkatan takson di atasnya.
              7. Species. Spesies merupakan tingkatan takson terendah dalam klasifikasi. Setiap genus dapat memiliki beberapa species.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar