Senin, 24 April 2017
Minggu, 23 April 2017
Keaneka Ragaman Mahluk Hidup
Keanekaragaman
Bentuk Mahluk Hidup
Keaneka ragaman
makhluk hidup tumbuh dan berkembang dari keaneka ragaman jenis, keaneka ragaman
genetis dan keaneka ragaman ekosistem. Karena ketiga keanekaragaman ini
saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu
keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman makhluk hidup. Keaneka
ragaman makhluk hidup menunjukkan adanya berbagai macam variasi bentuk,
penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat
jenis dan tingkat ekosistem. Adanya perbedaan pada setiap warna kulit, bentuk
tubuh, makanan, cara beradaptasi, dan berkembang biak dapat membentuk suatu
keaneka ragaman pada setiap makhluk hidup. Makhluk hidup yang sesuai dengan lingkungannya
akan memiliki kesempatan untuk hidup dan berkembang biak. Banyak makhluk hidup yang
dulu berbeda dengan yang sekarang . Pergantian makhluk hidup ini sebagai
proses perubahan dalam waktu yang lama (evolusi) dan itu salah satu
faktor yang mendominasi keanekaragaman makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki ciri
dan tempat hidup yang berbeda. Melalui pengamatan, kita dapat membedakan
jenis-jenis makhluk hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat berdasarkan
bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang biak, dan
jenis makanan.
1.
Ciri – ciri dan Klasifikasi
1.1
Ciri – Ciri Mahluk Hidup
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dapat ditentukan
dengan cepat bahwa manusia, kucing, nyamuk, pohon mangga, dan tanaman padi
merupakan makhluk hidup, Setiap makhluk hidup mempunyai ciri-ciri tersendiri yang
membedakannya dengan benda tak hidup yaitu :
1. Bergerak,
Semua makhluk hidup dapat bergerak. Manusia dan hewan dapat bergerak bebas atau
pindah tempat. Untuk bergerak, manusia dan hewan memerlukan sarana bantu untuk
bergerak yang disebut alat gerak. Alat gerak dapat berupa kaki untuk berlari,
sirip untuk berenang, dan sayap untuk terbang
2. Makan, Makanan dan air merupakan
kebutuhan bagi semua makhluk hidup. Makanan berfungsi untuk menghasilkan
energi, pertumbuhan, dan mengganti sel tubuh yang rusak. Sedangkan, air
berfungsi sebagai zat pelarut di dalam tubuh
3. Peka
terhadap Rangsangan,
Semua makhluk hidup dapat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi di
sekitarnya. Reaksi ini timbul jika ada rangsangan dari lingkungan. Rangsangan
dapat berupa cahaya, panas, dingin, bau dari gas, sentuhan, gravitasi, rasa,
dan lain-lain. Manusia dan hewan menggunakan indra untuk mengenali adanya
rangsangan. Misalnya, mata peka terhadap rangsangan cahaya, telinga peka
terhadap getaran suara, hidung peka terhadap bau, kulit peka terhadap sentuhan
atau tekanan, dan lidah peka terhadap rasa zat.
4. Bernapas, Bernapas (respirasi) merupakan
proses mengambil oksigen dari lingkungan dan mengeluarkan gas karbon dioksida
dari tubuh. Oksigen digunakan untuk mengubah zat makanan menjadi energi secara
kimiawi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk berbagai aktivitas tubuh.
5. Tumbuh, Semua makhluk hidup mengalami
pertumbuhan, mulai dari kecil hingga menjadi besar. Bayi yang kecil waktu baru
lahir, akan tumbuh menjadi remaja, dan kemudian dewasa. Anak hewan yang semula
kecil lambat laun tumbuh menjadi besar seperti induknya. Biji yang ditanam akan
tumbuh menjadi kecambah dan kemudian menjadi tanaman yang lebih besar
6. Mengeluarkan
Zat Sisa (Ekskresi),
Pengeluaran zat sisa oleh makhluk hidup disebut ekskresi. Ekskresi
sangat diperlukan karena zat sisa bersifat racun sehingga jika tidak
dikeluarkan akan mengganggu kinerja tubuh.
7. Berkembang
Biak, Induk kucing melahirkan anak
kucing. Induk kuda melahirkan anak kuda dan induk sapi melahirkan anak sapi.
Dari individu berkembang menjadi banyak individu. Itulah yang disebut
berkembang biak (reproduksi). Semua makhluk hidup dapat berkembang biak. Tujuan
makhluk hidup berkembang biak adalah melestarikan jenisnya.
8. Beradaptasi, beradaptasi merupakan cara mahluk
hidup bertahan untuk terus hidup sesuai dengan keadaan lingkungan sekitarnya.
Semua makhluk hidup dapat menyesuaikan diri atau dapat beradaptasi dengan
lingkungannya.
2.Klasifikasi Mahluk Hidup
Untuk
memudahkan kita mempelajari atau membedakan antara semua makhluk hidup itu maka
dibutuhkan suatu klasifikasi makhluk hidup.
a. Pengertian Klasifikasi Mahluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup adalah mengelompokkan makhluk
hidup menjadi golongan-golongan atau unit-unit tertentu berdasarkan persamaan
dan perbedaan cirinya. Tujuan klasifikasi makhluk hidup ialah untuk mempermudah
dalam mengenal, mempelajari, dan mengetahui hubungan antar makhluk hidup. Proses
klasifikasi makhluk hidup dimulai dengan mengelompokkan beberapa individu yang
memiliki persamaan ciri ke dalam satu kelompok. Kelompok-kelompok yang
terbentuk dari hasil pengklasifikasian makhluk hidup tersebut disebut takson. Takson pada tingkat yang lebih rendah memiliki persamaan sifat
dan ciri yang lebih banyak, sedangkan takson pada tingkat yang lebih
tinggi memiliki persamaan sifat dan ciri yang lebih sedikit. Ilmu yang
mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup ialah taksonomi.
b. Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi yang kita kenal
sekarang merupakan perkembangan klasifikasi makhluk hidup yang berkelanjutan.
Perkembangan tersebut diantaranya.
1. Sistem
Klasifikasi Dua Kingdom
Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, organisme
dikelompokkan menjadi dua dunia besar, yaitu dunia tumbuhan (Kingdom Plantae)
dan dunia hewan (Kingdom Animalia).
a. Dunia
Tumbuhan (Kingdom Plantae) Dunia tumbuhan mencakup makhluk hidup yang
memiliki dinding sel dari bahan selulosa dan berklorofil sehingga mampu
berfotosintesis. Ganggang, tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji
termasuk kerajaan tumbuhan. Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, bakteri dan
jamur dimasukkan ke dalam kelompok ini meskipun tidak memiliki klorofil.
b. Dunia
Hewan (Kingdom Animalia)
Dunia hewan tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan dapat bergerak bebas.
Contohnya adalah hewan bersel satu (Protozoa), hewan berpori (Porifera),
cacing (Vermes), hewan berongga (Coelenterata), hewan
berbuku-buku (Arthropoda), hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit
duri (Echinodermata), dan hewan bertulang belakang (Chordata).
2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom
Klasifikasi tiga kingdom memisahkan jamur yang pada
klasifikasi dua kingdom termasuk dunia tumbuhan. Jamur dibedakan karena dinding
sel jamur bukan terdiri dari bahan selulosa seperti dinding sel tumbuhan
melainkan dari bahan kitin. Perbedaan lainnya juga jamur tidak dapat
membuat makanan sendiri (Hererotrof) seperti tumbuhan.
a. Dunia
Jamur (Kingdom Fungi) Dunia jamur meliputi semua organisme yang memperoleh
makanan secara heterotrof dengan cara menyerap makanan (Absorpsi).
Jamur mendapatkan makanan dari makhluk hidup lain (Parasit) maupun
dengan cara menyerap dari makhluk hidup yang telah mati (Saprofit).
b. Dunia
Tumbuhan (Kingdom Plantae)
Dunia tumbuhan meliputi semua organisme yang mampu membuat makanannya sendiri
(Autotrof) dengan melalui fotosintesis.
c. Dunia
Hewan (Kingdom Animalia)
Dunia hewan mencakup semua organisme yang mendapatkan makanannya secara
heterotrof dengan cara memakan organisme lain.
3. Sistem Klasifikasi Empat Kingdom
Sistem klasifikasi empat kingdom berkembang setelah
ditemukannya inti sel (Nurkleus). Ada organisme yang inti selnya tidak
memiliki selaput, ada juga organisme yang inti selnya diselubungi selaput.
a. Kingdom
Monera yaitu semua anggota kingdom Monera tidak mempunyai selaput inti,
sehingga disebut organisme prokariotik. Contoh dari kingdom
Monera adalah bakteri dan ganggang biru-hijau.
b. Kingdom
Fungi adalah
semua jenis jamur dimasukkan pada kingdom fungi
c. Kingdom
Plantae Semua
ganggang (Kecuali ganggang biru-hijau), tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan
tumbuhan biji dimasukkan kedalam kingdom ini.
d. Kingdom
Animalia kelompok hewan
mulai dari Protozoa hingga Chordata termasuk ke dalam kingdom animalia.
4. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat Whittaker
(1969) mengusulkan klasifikasi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera,
Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pada sistem klasifikasi lima
kingdom, ganggang yang sebelumnya dimasukkan pada kingdom Plantae, dan Protozoa
yang semula dimasukkan di dalam kingdom Animalia selanjutnya dikelompokkan
menjadi satu kingdom, yaitu Kingdom
Protista.
a.
Kingdom Monera dimana kingdom
ini terdiri dari bakteri dan ganggang biru-hijau. Dilihat dari mikroskop
kebanyakan bakteri tampak memiliki ukuran dan bentuk yang sama.
b. Kingdom Protista dalam hal ini kingdom ini terdiri
dari organisme yang memiliki selaput inti dan bersel tunggal. Protista dapat
ditemui di mana saja, baik di air tawar, air laut, daerah lembab, atau pun
hidup bersimbiosis dengan organisme lain. Protista dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu protista menyerupai hewan (Protozoa), protista menyerupai tumbuhan
(Ganggang), dan protista menyerupai jamur. Hampir semua protista hidup di air
karena mereka tidak memiliki pelindung yang dapat menjaga tubuhnya dari
kekeringan.
c. Kingdom
Fungi. Kingdom ini umumnya bersel banyak, punya membran inti, dan memiliki
peran sebagai dekomposer pada lingkungan. Jamur mendapatkan makanan dengan cara
saprofit atau parasit.
d. Kingdom
Plantae. Plantae atau tumbuhan ialah organisme yang mempunyai membran inti
(Eukariotik) yang dapat membuat makanannya sendiri dan bersel banyak.
Pada umumnya plantae hidup di darat. Perkembangbiakannya bisa secara kawin dan
tidak kawin.
e. Kingdom
Animalia. Animalia atau hewan adalah organisme yang memakan makhluk hidup
lain untuk kebutuhan makanannya. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Hewan ini ada yang tinggal di laut, di air tawar, dan juga di darat.
5. Sistem Klasifikasi Enam Kingdom
Keempat sistem klasifikasi yang sudah disebutkan sebelumnya
tadi belum memsukkan virus dalam klasifikasinya. Virus memang berbeda
dengan organisme lain. Tubuh virus tersusun atas asam nuklea yang diselubungi
oleh protein. Di luar sel hidup, virus merupakan benda mati. Virus hanya dapat
hidup dan memperbanyak diri dalam sel hidup inangnya. Jadi sistem klasifikasi
enam kingdom merupakan sistem klasifikasi lima kingdom dengan penambahan
kingdom Virus.
c. Tingkatan
Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi
dilakukan untuk mempermudah dalam mempelajari makhluk hidup. Klasifikasi
disusun dalam bentuk bertingkat berdasarkan banyak sedikitnya persamaan dan
perbedaan yang ada pada makhluk hidup. Tingkatan tersebut disebut adalah :
1.
Kingdom. Kingdom merupakan tingkatan
takson tertinggi. Semula makhluk hidup di dunia ini hanya dikelompokkan menjadi
dua kingdom, yaitu plantae dan animalia. Seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan saat ini makhluk hidup dikelompokkan menjadi enam kingdom, yaitu
Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animalia, dan Virus.
2.
Divisi atau Filum. Setiap kingdom dapat dibagi lagi
menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Kelompok ini pada tumbuhan disebut
dengan Divisi, sedangkan pada hewan disebut Filum.
3.
Kelas Setiap
divisi atau filum dapat dipecah lagi menjadi kelompok yang lebih kecil yang
dikenal kelas. Dasar pengelompokannya menggunakan sifat atau ciri yang masih
umum. Misalnya, divisi spermatophyta dibedakan lagi menjadi beberapa kelas
berdasarkan keping bijinya, menjadi kelas monokotil dan kelas dikotil.
4.
Ordo Setiap
kelas dapat dipecah menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil yang disebut
ordo. Dasar pengelompokannya adalah sifat atau ciri khusus dari ciri yang
digunakan sebagai dasar pengelompokan tingkat kelas.
5.
Famili. Berdasarkan sifat dan ciri yang
lebih khusus, setiap ordo dapat dibedakan lagi menjadi beberapa famili.
6.
Genus. Setiap famili dapat dibedakan lagi menjadi kelompok yang
lebih kecil yaitu dikenal dengan Genus. Anggota-anggota genus mempunyai
persamaan ciri yang lebih banyak bila dibandingkan tingkatan takson di atasnya.
7.
Species. Spesies merupakan tingkatan takson
terendah dalam klasifikasi. Setiap genus dapat memiliki beberapa species.
Sabtu, 15 April 2017
Minggu, 02 April 2017
HARI RAYA SUCI AGAMA HINDU
Hari Raya Galungan dan Kuningan
A. Sejarah Galungan dan Kuningan
Galungan adalah hari kemenangan Dharma melawan Adharma atau hari
kemenangan Dewa Indra melawan raksasa Mayadanawa. Menurut lontar Purana
Bali Dwipa, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama
Kapat (Budha Kliwon Dungulan) di tahun 882 Masehi atau tahun Saka
804. Lontar tersebut berbunyi:
"Punang aci Galungan ika ngawit, Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur, tanggal 15, isaka 804. Bangun indria Buwana ikang Bali rajya"
Artinya: Perayaan (upacara) Hari Raya Galungan itu pertama-tama
adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat tanggal 15,
tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra Loka.
Pada tahun 1103 Çaka Galungan pernah berhenti dirayakan. Entah apa
alasannya pada saat itu. Hal tersebut terjadi ketika raja Sri Eka Jaya
memegang tampuk pemerintahan. Hingga masa pemerintahan dipegang oleh
raja Sri Dhanadi, Galungan masih belum dirayakan. Konon pada saat itu
banyak musibah yang datang tak henti-hentinya dan umur para pejabat
kerajaan menjadi pendek.
Saat Raja Sri Jaya Kasunu bertahta, Galungan kembali dirayakan sejak
tahun 1126 Çaka. Artinya selama 23 tahun Galungan pernah tidak dirayakan
di Bali. Konon ada yang mengatakan bahwa Raja Sri Aji Jaya Kasunu
pernah melakukan beryoga semadhi di pura Dalem Besakih dan akhirnya
mendapat pawisik dari Bhatari Durga. Dalam pawisik tersebut,
Bhatari Durga meminta Raja Sri Jaya Kasunu agar merayakan kembali haru
raya Galungan setiap hari Rabu Kliwon Dungulan sesuai dengan tradisi
yang pernah berlaku sebelumnya. Selain itu disarankan juga agar seluruh
umat hindu memasang penjor pada hari penampahan Galungan atau tepatnya
satu hari sebelum Hari raya Galungan.
Kata Galungan berasal dari bahasa Jawa kuno, yang berarti menang atau
beruntung. Galungan sama artinya dengan dungulan yang berarti menang. Di
Jawa, wuku kesebelas disebut dengan wuku Galungan, sedangkan di Bali
wuku kesebelas disebut dengan wuku Dungulan. Namanya berbeda namun
artinya sama.
B. Makna Hari Raya Galungan dan Kuningan
Hari Raya Galungan dimaknai kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan
aDharma (Keburukan), dimana pas Budha Kliwon wuku Dunggulan kita
merayakan dan menghaturkan puja dan puji syukur kehadapan Ida Sanghyang
Widhi Wasa (Tuhan YME).
Mengenai makna Galungan dalam lontar Sunarigama dijelaskan sebagai berikut:
"Budha Kliwon Dungulan Ngaran Galungan patitis ikang janyana samadhi, galang apadang maryakena sarwa byapaning idep"
Artinya: Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan bersatunya rohani
supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala
kekacauan pikiran.
Galungan adalah menyatukan kekuatan
rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya
rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sedangkan
segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud adharma.
Dharma dan Adharma Pada hari raya suci Galungan dan Kuningan umat Hindu
secara ritual dan spiritual melaksanakannya dengan suasana hati yang
damai. Artinya dalam konteks tersebut kita hendaknya mampu instrospeksi
diri siapa sesungguhnya jati diri kita, manusia yang dikatakan dewa ya,
manusa ya, bhuta ya itu akan selalu ada dalam dirinya. Bagaimana cara
menemukan hakekat dirinya yang sejati?, “matutur ikang atma ri jatinya”
(Sanghyang Atma sadar akan jati dirinya).
C. Rangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan
Sebelum hari raya galungan, ada beberapa
rangkaian hari raya suci yang dirayakan umat Hindu dimana hari raya
tersebut sebagai persiapan menyambut hari raya galungan
- Sugihan Jawa atau Sugihan Jaba.
Sebuah upacara dalam rangka menyucikan bhuana agung (makrocosmos) yang jatuh pada hari Kamis Wage Sungsang. Kata Sugihan berasal dari urat kata Sugi yang artinya membersihkan dan Jaba artinya luar, dalam lontar sunarigama dijelaskan sebagai berikut: bahwa Sugihan Jawa merupakan “Pasucian dewa kalinggania pamrastista bhatara kabeh” (pesucian dewa, karena itu hari penyucian semua bhatara). Pelaksanaan upacara ini dengan membersihkan segala tempat dan peralatan upacara dimasing-masing tempat suci. - Sugihan Bali, Bali dalam bahasa sansekerta berarti kekuatan yang ada dalam diri. Jadi Sugihan Bali memiliki makna yaitu menyucikan diri sendiri sesuai dengan lontar sunarigama: “Kalinggania amrestista raga tawulan” (oleh karenanya menyucikan badan jasmani masing-masing /mikrocosmos) yaitu dengan memohon tirta pembersihan /penglukatan.
- Panyekeban, Jatuh pada hari Minggu Pahing Dungulan. Panyekeban artinya mengendalikan semua indrya dari pengaruh negatif, karena hari ini Sangkala Tiga Wisesa turun ke dunia untuk mengganggu dan menggoda kekokohan manusia dalam melaksanakan Hari Galungan. Dalam Lontar Sunarigama disebutkan: “Anyekung Jnana” artinya mendiamkan pikiran agar tidak dimasuki oleh Bhuta Galungan dan juga disebutkan “Nirmalakena” (orang yang pikirannya yang selalu suci) tidak akan dimasuki oleh bhuta galungan.
- Penyajan, Artinya hari ini umat mengadakan Tapa Samadhi dengan pemujaan kepada Ista Dewata. Penyajan dalam lontar Sunarigama disebutkan: “Pangastawaning Sang Ngamong Yoga Samadhi” upacara ini dilaksanakan pada hari Senin Pon Dungulan.
- Penampahan, Berasal dari kata tampah atau sembelih artinya; bahwa pada hari ini manusia melakukan pertempuran melawan Adharma, atau hari untuk mengalahkan Bhuta Galungan dengan upacara pokok Mabyakala yaitu; membayar kepada Bhuta Kala. Makna sesungguhnya dari hari penampahan ini adalah membunuh sifat-sifat kebinatangan yang ada pada diri, bukan semata-mata membunuh hewan korban, karena musuh sebenarnya ada didalam diri, bukan di luar dan termasuk sifat hewani tersebut. Ini sesuai dengan lontar Sunarigama yaitu; “Pamyakala kala malaradan” artinya membayar hutang kepada ruang dan waktu. Bhuta = ruang, Kala = waktu, jadi Bhuta kala adalah ruang dan waktu, jadi harus diharmonisasi karena kita hidup diantara keduanya termasuk Atma hidup diantara ruang dan waktu jasmani ini.
- Galungan, Inilah puncak rahina jagat. Hari kemenangan dharma terhadap adharma setelah berhasil mengatasi semua godaan selama perjalan hidup ini, dan merupakan titik balik agar manusia senantiasa mengendalikan diri dan berkarma sesuai dengan dharma dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan dalam usaha mencapai ananda atau jagadhita dan moksa serta shanti dalam hidup sebagai mahluk yang berwiweka.
- Manis Galungan, Setelah merayakan kemenangan, manusia merasakan nikmatnya (manisnya) kemenangan dengan mengunjungi sanak saudara dengan penuh keceriaan.
- Pemaridan Guru, Jatuh pada hari Sabtu Pon Dungulan, maknanya pada hari ini dilambangkan dewata kembali ke sorga dan meninggalkan anugrah berupa kadirgayusan yaitu; hidup sehat umur panjang dan hari ini umat menikmati waranugraha dari dewata. Demikian makna Hari Raya Galungan sebagai hari pendakian spritual dalam mencapai kemenangan/wijaya dalam hidup ini ditinjau dari sudut pelaksanaan upacara dan filosofisnya.
- Kuningan, Akhirnya pada hari raya Kuningan merupakan hari yang sangat berbahagia bagi umat manusia di Bumi dan alam Semesta. Ida Bhatari Durga Nawa Ratri sedang turun ke Bumi mengunjungi umat manusia yang memuja dan berbakti kepada Beliau serta menganugrahkan kasih sayang kepada alam marcapada dan isinya.
-
OM Santi Santi Santi OMSemoga pikiran baik datang dari segala arah
Sabtu, 01 April 2017
Sosiologi
Pengertian Sosiologi
Latar Belakang
Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan
lingkungannya. Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan
timbal balik individu. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa
membutuhkan orang lain. Dari ketiga pengertian tersebut mempunyai
hubungan satu sama lain, namun dasar dari pengetahuan itu merupakan
manusia, karena manusia menjadi objek utama antara ilmu sosiologi dan
sosial, akan tetapi sosiologi mempelajari lebih luas tentang manusia
yaitu masyarakat, sedangkan sosial mempelajari hubungan perindividu.
Harus diketahui bahwa sosiologi merupakan cabang dari ilmu sosial.
Ketiga pokok pembahasan itu dapat menjadi satu ilmu yang lebih mendalam
untuk mempelajari organisasi kehidupan manusia pada umumnya.
A. Pengertian Secara Umum
Jika kita tinjau secara etimologis, istilah sosiologi berasal dari bahasa latin, yaitu socius dan logos. Socius berarti 'teman' atau 'kawan'. Karena manusia hidup tidak mempunyai satu kawan saja,hubungan antar kawan dapat diartikan pula sebagai 'pergaulan hidup'. Adapun, logos yang berasal dari bahasa Yunani berarti 'kata' atau 'berbicara'.
Jadi secara harfiah sosiologi berarti membicarakan atau memperbincangkan pergaulan hidup manusia. Pengertian tersebut akhirnya diperluas menjadi ilmu pengetahuan yang membahas serta mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat.
Jika kita tinjau secara etimologis, istilah sosiologi berasal dari bahasa latin, yaitu socius dan logos. Socius berarti 'teman' atau 'kawan'. Karena manusia hidup tidak mempunyai satu kawan saja,hubungan antar kawan dapat diartikan pula sebagai 'pergaulan hidup'. Adapun, logos yang berasal dari bahasa Yunani berarti 'kata' atau 'berbicara'.
Jadi secara harfiah sosiologi berarti membicarakan atau memperbincangkan pergaulan hidup manusia. Pengertian tersebut akhirnya diperluas menjadi ilmu pengetahuan yang membahas serta mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat.
B. Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, antara lain sebagai berikut.
a. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari atau berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
b. Dalam sosiologi, objek yang dipelajari adalah apa yang terjadi sekarang dan bukan apa yang seharusnya terjadi pada saat ini. Karena itu, sosiologi disebut pula ilmu pengetahuan normatif.
b. Dalam sosiologi, objek yang dipelajari adalah apa yang terjadi sekarang dan bukan apa yang seharusnya terjadi pada saat ini. Karena itu, sosiologi disebut pula ilmu pengetahuan normatif.
c. Dilihat dari segi penerapannya, sosiologi dapat digolongkan ke dalam
ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dapat pula menjadi ilmu
terapan (applied science).
d. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret. Berarti yang menjadi perhatiannya adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
e. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum manusia dan masyarakatnya. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip dan hukum- hukum umum dari interaksi manusia serta sifat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan khusus, artinya mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antarmanusia.
d. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret. Berarti yang menjadi perhatiannya adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
e. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum manusia dan masyarakatnya. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip dan hukum- hukum umum dari interaksi manusia serta sifat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan khusus, artinya mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antarmanusia.
C. Manfaat Ilmu Sosiologi
Peran sosiologi atau ilmu tentang
masyarakat ini sangat penting dipahami baik dalam bentuk pengkajian
teori atau dengan mengamati fenomena masyarakat yang terjadi sejak abad
ke abad. Banyak hal yang dapat kita pelajari bagaimana ilmu sosiologi
ini berlaku di kehidupan. Seperti contoh kasus berikut ini :
Dampak perubahan perilaku masyarakat ini dapat kita pelajari selama
musim kampanye pilpres 2014 tahun lalu. Saat itu selama sebulan terakhir
kampanye hitam terjadi, yang dilancarkan oleh kedua kubu calon presiden
terutama di media sosial. Bahkan para pendukung capres kala itu, tidak
segan-segansaling menyerang pendukung lain dengan penghinaan yang tidak
beretika. Situasi ini tentu berbeda jauh dengan karakter bangsa kita
yang dikenal sebagai bangsa paling toleran di mata dunia.
Berikut ini disebutkan beberapa manfaat mempelajari sosiologi.
1. Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih
jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun (dan terutama)
sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
2. Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita dalam
masyarakat, serta dapat melihat ‘dunia’ atau ‘budaya’ lain yang belum
kita ketahui sebelumnya.
3. Sosiologi membantu kita mendapatkan pengetahuan tentang berbagai
bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, baik
antarindividu, antarkelompok, maupun antarindividu dan kelompok.
4. Sosiologi membantu mengontrol dan mengendalikan tindakan dan perilaku
sosial tiap anggota masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
5. Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami norma, tradisi,
keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain, serta
memahami perbedaan-perbedaan yang ada. Tanpa hal itu perbedaan-perbedaan
yang ada dalam masyarakat akan menjadi alasan untuk timbulnya konflik
di antara anggota masyarakat.
6. Akhirnya, bagi kita sebagai generasi penerus bangsa, mempelajari
sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi
gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang dewasa ini semakin kompleks,
serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap
setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.
Langganan:
Postingan (Atom)